“Terjadi Peristiwa Ratna Sarumpaet ditarik oleh 3 orang tidak dikenal dan dihajar habis-habisan serta diijak perutnya. Setelah dihajar, dilemparkan ke pinggir jalan aspal hingga samping kepalanya robek.”
Menjadi kabar simpang siur yang membuat kita semua dihadiri rasa kebingungan di era Sosial media yang sangat kejam ini. Berbagai prasangka hadir ketika mengetahui peristiwa ini, ketika hal itu benar terjadi, sangatlah biadab sekali orang yang melakukan perbuatan seperti itu kepada seorang wanita yang sudah tua, tentunya mereka yang punya hati akan mengatakan hal yang sama. Tetapi ada sebagian orang yang kebingungan antara percaya dan tidak percaya pada peristiwa itu dan sebagian orang lainya berprasangka bahwa itu hanya berita yang tidak benar adanya.
Rabu, 3 Oktober, kabar simpang siur ini telah terang benderang, terbuka apa yang sebenarnya terjadi. Apresiasi sangat tinggi terhadap Kepolisian Indonesia yang bergerak cepat dalam mencari kebenaran yang terjadi, ini merupakan bukti Kepolisian sangat Aktif memberantas berita bohong (HOAX) demi keakuratan informasi dan kondisi masyarakat yang kondusif.
Kepolisian telah bergerak cepat dalam menyelsaikan peristiwa simpang siur ini dengan sangat baik, membeberkan kebenaran yang terjadi pada peristiwa yang membingungkan publik, Hasil penyelidikan Kepolisian Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya sebagai berikut :
- Tidak ada Pasien atas nama Ratna Sarumpaet di 23 Rumah Sakit di Jawa Barat
- Hasil koordinasi pihat terkait Bandara Husain Sastranegara (Taxi, Supir rental, Porter dan Tukang Parkir) Tidak mengetahui peristiwa pengeroyokan terhadap Ratna Sarumpaet.
- Tidak ada Manivest Kedatangan – Keberangkatan Atas Nama Ratna Sarumpaet.
- Hasil penyelidikan Polda Metro Jaya, didapatkan Fakta Call Data Record, Bahwa sejak tanggal 20-24 September, Nomor Registrasi Ratna Sarumpaet aktif di daerah Jakarta dan ditemukan rekening yang digunakan untuk transaksi di RS. Bina Estetika Atas Nama Ibrahim Fahmi Al Hadi (Anak Ratna Sarumpaet)
- Pihak RS. Bina Estetika membenarkan adanya Ratna Sarumpaet dirawat padal tanggal 21-24 September 2018 dalam rangka operasi Plastik.
Ulasan point-point penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian yang membeberkan semua kebenaran dari peristiwa ini dengan kesimpulan bahwa kejadian penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet tidak benar adanya. Pihak Ratna Sarumpaet telah melakukan Konfrensi Pers untuk melakukan Klarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar dan telah menyesali apa yang telah beliau perbuat. Ratna Sarumpaet melakukan klarifikasi kabar pengeroyokan terhadap dirinya sambil menangis di depan wartawan dan meminta maaf kepada semua pihak yang terkena dampak peristiwa ini di kediamannya.
Dalam hal ini sudah bisa dipastikan bahwa peristiwa ini adalah berita bohong atau HOAX. Ini merupakan pelajaran bagi kita dalam menerima dan menaggapi informasi yang belum terbukti kebenarannya. Media Sosial yang sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mencari informasi yang sulit di filter mana yang benar dan mana yang salah, tentunya masyarakat harus lebih cerdas dan selektif dalam menerima, mencari dan menanggapi informasi, selain itu harus dipastikanke akurat kebenarannya.
Seniman dan Aktivis sosial idealis dengan Ratna Sarumpaet Crisis Centre yang terkenal dengan pementasan monolog ‘Marsinah Menggugat’ ini sedang dipertaruhkan nama besarnya, kepercayaan publik terhadap Ratna Sarumpaet sebagai aktivis sosial akan terdampak dengan terjadinya peristiwa ini, selain itu rajinya dalam menyuarakan #2019gantipresiden dan menjadi Juru Kampanye tim Pemenangan Prabowo Sandi. Apakah Elektabilitas Prabowo dan Sandi Uno akan terdampak juga?
Saat Ratna Jatuh dari panggung sandiwaranya, dia tak jatuh sendirian..bersama itulah pak prabowo jatuh dari kuda wibawanya dan juga Rocky gerung dari Puncak Elbrus Logical Falacy yang didaki sambil menggelindingkan batu keatasnya. Sisyphus tak lagi berbahagia. Dia lelah… (Budiman Sudjatmiko)
Dengan stastus Ratna Sarumpaet sebagai Juru Kampanye Nasional tim pemenangan Prabowo Sandi akan menjadi dampak terkikisnya kepercayaan publik terhadap pasangan ini. Kegaduhan di Media Sosial yang menunjukan resistensi terhadap Ratna Sarumpaet sedikit banyak akan berdampak kepada dukungan terhadap Prabowo Sandi menjelang Pilpres 2019. Opsi terdekat yang paling realistis dilakukan adalah mengeluarkan Ratna Sarumpaet dari Tim Pemenangan Prabowo Sandi, ini dirasa penting untuk menjaga dan memulihkan dukungan meskipun akan sangat berpotensi untuk digunakan oleh lawan politik untuk menjegal Prabowo Sandi. Setalah ini dilakukan, kita tinggal menunggu dan menyaksikan apakah keluarnya Ratna Sarumpaet berdampak kepada pulihnya kepercayaan publik atau justru membekas hingga hari pemungutan suara.
Kudu Prabowo Sandi harus melakukan evaluasi internal untuk memastikan tim pemenangan Pilpres bersih dari mereka yang berpotensi untuk merusak dan cenderung menggembosi elektabilitas Prabowo Sandi mengingat kian dekatnya Pilpres. Ini harus dilakukan dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap pasangan ini. Kubu Prabowo Sandi pun harus berjuang keras dalam menggalakan Kampanye yang santun tanpa berita bohong dan ujaran kebencian terhadap publik yang terkikis kepercayaannya akibat peristiwa ini untuk kembali menarik simpati publik. Meskipun demikian, sedikit menjadi obat penawar kepada publik adalah jiwa ksatria Prabowo dalam pernyataannya yang mempersilahkan aparat menindak bilamana ada tim pemenangannya melakukan dan dan menyebarkan berita bohong terhadap publik. Argumentasi yang dikeluarkan oleh Prabowo patut diapresiasi, ini merupakan semangat Prabowo dalam menciptakan Pemilu yang Berintegritas dan berkualitas meskipun dihadapkan pada tekanan publik dari dampak peristiwa ini. Meskipun dalam kejadian ini kita bisa menduga bahwa Kubu Prabowo Sandi terlalu cepat mengambil kesimpulan dan bersikap yang justru menambah panas polemik yang terjadi, Kubu Prabowo memang ‘termakan’ oleh cerita Ratna sarumpaet yang mengaku dirinya dianiaya.
Pada kegiatan Ratna Sarumpaet yang lain juga dirasa akan berdampak, dalam hal ini adalah #2019gantipresiden. Stigma yang akan hadir dimasyarakat adalah ketidakpercayaan terhadap tokoh lain pada kegiatan tersebut. Apakah setiap berita mereka dipersekusi adalah berita bohong? Dan materi dalam kegiatan tersebut adalah materi yang jauh dari kebenaran? Redaksi ini bisa saja berkembang dimasyarakat terdampak dari peristiwa ‘blunder’ Ratna Sarumpaet. Sangatlah wajar ketika masyarakat memberikan stigma bahwa #2019gantipresiden diasumsikan menyebarkan berita bohong setelah salah satu tokoh utama terbukti melakukan hal tersebut. Hal ini tentunya mengganggu terhadap terlaksananya kegiatan tersebut yang memang menerima resistensi yang sangat kuat dari masyarakat. #2019gantipresiden yang dianggap sebagai lumbung suara pendukung Prabowo Sandi akan lebih sulit dalam menyuarakan aksinya.
Pada permasalahan Hukum, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto telah menjelaskan dalam hal ini Ratna Sarumpaet tidak bisa dijerat Pelanggaran Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena bukan beliau yang menyebarluaskan HOAX itu ke media sosial, tapi bisa dijerat Pelanggaran Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), bila ada yang terbukti menyebarkan HOAX peristiwa ini dimungkinkan untuk terjerat Pelanggaran Informasi dan Transaksi Elektronik. Namun Kepolisian harus melakukan penyelidikan lebih lanjut dalam peristiwa ini untuk mendapatkan kebenaran yang lebih akurat agar proporsionalnya hukuman yang dijatuhkan.
Mereka membohongi diri sendiri, dan rakyat tertipu dan terbawa amarah.
Demi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang kondusif, masyarakat selayaknya mendukung Kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa yang terjadi. Menghukum mereka yang terbukti terlibat dalam peristiwa ini, menentang terhadap berita bohong atau HOAX. Mudahnya berujar benci dan membuat berita bohong merupakan krisis moral yang terjadi. Dalam hal ini bisa dipastikan bahwa karena syahwat politik segala cara dilakukan untuk menjatuhkan lawan politiknya. Kejadian ini merupakan bukti dari iklim kehidupan masyarakat yang tidfak sehat. Tentunya kita prihatin dengan kejadian semacam ini dan semoga dikemudian waktu tidak ada lagi orang yang begitu teganya menyebarkan berita bohong, membuat kegaduhan yang hampir membuat orang berkelahi.
Menjadi pelajaran bagi masyarakat jangan sampai menelan informasi bulat-bulat tanpa tahu kebenaran dari informasi yang diterima, dari peristiwa ini masyarakat belum cukup cerdas untuk menerima informasi dengan sulitnya memilah informasi yang benar dan yang tidak benar. Terlalu cepat dalam menyikapi dan menaggapi informasi yang diterima. Pada era teknologi Informasi yang memungkinkan kita untuk menerima Informasi dengan cepat ini, kita dituntut hati-hati untuk mem-filter informasi yang kita dapatkan dan memastikan kebenarannya. Bukan hanya tugas Kepolisian dalam memberantas berita bohong atau HOAX tapi kita sebagai masyarakat yang berpendidikan harus selalu waspada dan membantu pihak kepolisian sebagai semangat dalam menciptakan Masyarakat yang cerdas tanpa berita bohong (HOAX).
Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Alemaan (Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan mudah manja)

1 Comment for "Sang Pencipta HOAX terbaik."
Peristiwa hari ini "Ratna Sarumpaet ditarik oleh 3 orang tak dikenal, dihajar habis-habisan, dan diinjak perutnya. Setelah dihajar habis-habisan, dilemparkan ke pinggir jalan aspal hingga terkapar dan samping kepalanya robek", Ironis sekali tragedinya..
#TolakKabarBohong hanya sekedar tagar biasa dan tidak ada arti baginya. Operasi Plastik muka yang notabene untuk memperindah tampilan penglihatan, berbanding terbalik dengan peristiwa hari ini. Dampak dari operasi plastik tersebut, dibuatkan propaganda baginya, digiring sebagai bahan kabar hoax.
Katanya ada orang berfikir bahwa ini skenario untuk menggenapkan (#duaperiode) dan melenyapkan.